Kulonprogonews's

Beranda » Ekonomi » Kerajinan Anyaman Kertas Bekas Tabloid

Kerajinan Anyaman Kertas Bekas Tabloid

Masukkan alamat surat elektronik Anda untuk mengikuti blog ini dan menerima pemberitahuan tentang tulisan baru melalui surat elektronik.

Bergabung dengan 18 pelanggan lain
Follow Kulonprogonews's on WordPress.com

Kreasi : Kertas bekas tabloid dijadikan bahan kerajinan anyaman yang banyak dim,inati pasar mancanegera.

KULONPROGO – Sampah kertas bekas seperti koran, tabloid atau majalah tidak memiliki nilai jual. Biasanya hanya digunakan untuk pembungkus makanan. Namun di tangan Agus Bambang Listio, warga Wareng, Donomulyo, Nanggulan Kulonprogo, sampah ini disulap menjadi aneka kerajinan menarik. Produk ini mampu menembus di pasar mancanegara.

Wilayah Donomulyo, selama ini dikenal sebagai sentral kerajinan anyaman di Kulonprogo. Kerajinan ini sempat mencapai masa kejayaan pada era 1990an. Saat itu pasar anyaman cukup diminati negara-negara manca. Hanya saja, pasca krisis global, kegiatan ini lesu dan banyak perajin yang gulungtikar.

Agus Bambang Listio merupakan salah satu perajin yang masih eksis. Untuk menjaga pasar, dia terus melakukan inovasi atas produknya. Jika dulu hanya mengandalkan dari serat alam, kini banyak varian dan bahan baru dikerjakannya. Mulai pertengahan 2007, dia menciptakan anyaman kertas, untuk penutup lampu, lampion, tempat buah, hingga beberapa boks.

Untuk membuat anyaman berbahan kertas, Agus memilih dari tabloid. Alasannya warnanya lebih cerah dan bersih dibanding kertas lain. Kertas koran tidak digunakan karena warnanya lebih kusam. Selain itu, kertas tabloid juga lebih kuat dibanding kertas lain.

“Sebenarnya semua kertas bisa dipakai, hanya tabloid lebih bersih dan wulet (kuat),” jelasnya.

Untuk membuat piranti, Agus, masih memerlukan bahan lain. Diantaranya rangka dari besi, dan serat mendong. Kertas yang sudah disisir tipis, selanjutnya digunakan untuk membungkus serat mendong. Darisinilah digunakan untuk membuat anyaman pada rangka yang sudah ditentukan bentuknya. Untuk proses finishing, anyaman kertas ini dilapisi dengan lem khusus. Selain lebih kuat, anyaman tidak mudah lepas

“Anyaman ini banyak diminati pasar di Amerika dan menjadi salah satu favorit,” tambah Agus sekaligus pemilik Tio Craft.

Dari sentral kerajinan kertas bekas ini, Agus mampu mempekerjakan sekitar 200 orang buruh. Biasanya mereka bekerja dengan cara borongan dan dikerjakan di rumah masing-masing. Dalam satu dua hari, mereka akan datang untuk menyetorkan kepadanya.Setiap bulannya, Tio Craft mampu menghasilkan produk hingga 30.000 buah. Usaha yang dirintis ini mampu menghasilkan omset sekitar Rp 60 juta per bulannya.

Diakuinya, potensi kerajinan anyaman kedepan masih memiliki peluang yang cukup bagus. Selain dikirim ke Amerika, produknya juga diminati pasar eropa hingga afrika. Sedangkan untuk pasar local hanya laku di Bali, dan Batam. Setiap unitnya, biasa dijual Rp 30-50 ribu, tergantung ukurannya.

“Pesaing anyaman kita datang dari Singapura, Vietnam dan Hongkong,” ujarnya. Kunci sukses yang harus dilakukan adalah melakukan inovasi atas produk dan bahan-bahan yang digunakan. Serta menjaga kualitas atas produk yang dilempat ke pasar. (fiz)


2 Komentar

  1. andhika berkata:

    mantab omm
    beri tau cara pembuatannya juga.
    plus gambar pastinya

  2. sigit riyanto berkata:

    anak muda yang kreatif.

Tinggalkan komentar